Senin, 27 Oktober 2014

ETIKA PROFESI AKUNTANSI (TUGAS 4)


MORAL DAN ETIKA DALAM DUNIA BISNIS

1.      Moral Dalam Dunia Bisnis
Moral sangat erat kaitannya dengan pembicaraan agama dan budaya, artinya kaidah-kaidah dari moral pelaku bisnis sangat dipengaruhi oleh ajaran serta budaya yang dimiliki oleh pelaku-pelaku bisnis itu sendiri. Sudah jelas, moral merupakan sesuatu yang terpuji dan pasti memberikan dampak positif bagi kedua belah pihak. Misalnya, didalam melakukan transaksi, jika dilakukan dengan jujur dan konsekwen jelas kedua belah pihak akan merasa puas dan memperoleh kepercayaan satu sama lain, yang pada akhirnya akan terjalin kerja sama yang erat saling menguntungkan.
Moral lahir dari orang yang memiliki dan mengetahui ajaran agama dan budaya. Agama telah mengatur seseorang dalam melakukan suatu hubungan dengan orang sehingga dapat dinyatakan bahwa orang yang bisnisnya berdasarkan pada agama akan memiliki moral yang terpuji didalam melakukan bisnis. Berdasarkan ini, sebenarnya moral dalam berbisnis tidak akan bisa ditentukan dalam bentuk suatu peraturan yang telah ditetapkan oleh pihak-pihak tertentu. Moral itu harus tumbuh dari diri seseorang dengan pengetahuan ajaran agama yang dianut budaya dan dimiliki harus mampu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
Moral dalam bisnis perlu terus ada agar terdapat dunia bisnis yang benar-benar menjamin tingkat kepuasannya, baik pada konsumen maupun produsennya. Hal ini harus dibicarakan , karena isu yang mencuat adalah semakin pesatnya perkembangan informasi tanpa diimbangi dengan dunia bisnis yang ber”moral”, dunia ini akan menjadi suatu rimba modern dimana yang kuat menindas yang lemah sehingga apa yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 , Pasal 33 dan GBHN untuk menciptakan keadilan dan pemerataan tidak akan pernah terwujud.
2.      Etika Dalam Dunia Bisnis
Apabila moral merupakan sesuatu yang mendorong orang untuk melakukan kebaikan etika bertindak sebagai rambu-rambu yang merupakan kesepakatan secara rela dari semua anggota suatu kelompok. Dunia bisnis yang bermoral akan mampu mengembangkan etika yang menjamin kegiatan bisnis yang seimbang, selaras dan serasi.
Etika sebagai rambu-rambu dalam suatu kelompok masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan anggotanya kepada suatu tindakan yang terpuji (good conduct) yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan. Dalam bisnis, etika sudah sepatutnya disepakati oleh orang-orang yang berada didalam kelompok tersebut karena dunia bisnis, tidak hanya menyangkut hubungan antara pengusaha dengan pengusaha, tetapi mempunyai kaitan secara nasional bahkan internasional. Didalam mewujudkannya, etika dalam berbisnis ini perlu adanya pembicaraan yang transparan antara semua pihak, baik pengusaha, pemerintah, masyarakat maupun bangsa lain agar tidak hanya satu pihak saja yang menjalankan etika sementara pihak lain melakukan apa yang mereka inginkan. Jadi, untuk menghasilkan suatu etika didalam berbisnis yang menjamin adanya kepedulian antara satu pihak dan pihak lainnya perlu adanya pembicaraan yang bersifat global yang mengarah pada suatu aturan yang tidak merugikan siapapun didalam perekonomian.
Dalam menciptakan etika dalam berbisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain adalah :
a.      Pengendalian diri
Artinya, yaitu pelaku-pelaku bisnis dan semua pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun, juga tidak berlaku curang dalam meraih keuntungan karena setidaknya harus memperhatikan kondisi masyarakat disekitarnya, inilah etika bisnis yang etis.

b.      Pengembangan Tanggung Jawab Sosial
Pelaku bisnis dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk materi , melainkan lebih kompleks lagi.

c.       Menciptakan Persaingan yang Sehat
Dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis, yaitu perlu meningkatkan efesiensi juga kualitas, selain itu juga harus meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah.

d.      Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”
Dalam berbisnis harus memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa yang akan datang, bukan hanya memikirkan keuntungan yang didapat pada masa sekarang saja.

e.      Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika perilaku bisnis dapat menghindari sifat tersebut, maka tidak akan terjadi korupsi, manipulasi dari segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

f.        Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

g.      Menumbuhkan Sikap Saling Percaya antara Golongan Pengusaha Kuat dan Golongan Pengusaha Kebawah
Untuk menciptakan kondisi bisnis yang "kondusif" harus ada saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah agar pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan.

h.      Konsekuen dan Konsisten dengan aturan main yang telah disepakati
Apabila aturan atau etika yang telah disepakati bersama sebelumnya harus terlaksana dengan baik secara konsekuen dan konsisten. Apabila kita tidak konsekuen dan konsisten atas apa yang telah disepakati itu maka semua konsep yang telah ditentukan tersebut tidak akan terlaksana sesuai dengan keinginan yang baik.

i.        Menumbuhkembangkan Kesadaran dan Rasa Memiliki terhadap apa yang Telah Disepakati
Apabila etika telah dimiliki oleh semua pihak, secara otomatis akan memberikan suatu ketentraman dan kenyamaan dalam berbisnis oleh semua pihak

j.        Perlu Adanya Sebagian Etika Bisnis yang Dituangkan dalam Suatu Hukum Positif yang Berupa Peraturan Perundang-Undangan
Hal ini untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut, seperti "proteksi" terhadap pengusaha lemah. Kebutuhan tenaga dunia bisnis yang bermoral dan beretika saat sekarang ini sudah dirasakan dan sangat diharapkan semua pihak apalagi dengan semakin pesatnya perkembangan globalisasi dimuka bumi ini.

         Dengan adanya Moral dan Etika dalam Berbisnis serta diikuti kesadaran oleh semua pihak untuk melaksanakannya, maka harus yakin segala masalah akan dapat dihadapi, serta optimis akan salah satu kendala dalam menghadapi era tahun 2000an dapat diatasi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar