BKPM
Klaim 20 Perusahaan Korea akan Investasi ke Indonesia
Kamis, 26 Desember 2013 | 18:15 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Badan Koordinasi Pasar Modal (BKPM) Mahendra Siregar optimistis pada tahun 2014 akan banyak investor yang melirik Indonesia.
Selain karena berbagai perbaikan dan insentif
yang akan diberikan pemerintah, mereka umumnya datang karena untuk memasok
kebutuhan industri yang sebelumnya sudah investasi di Indonesia.
Mahendra mencontohkan masuknya perusahaan
raksasa asal Korea Selatan Poco ke Indonesia, dan membentuk perusahaan patungan
PT Krakatau Posco dengan PT Krakatau Steel bakal diikuti oleh perusahaan
lainnya.
“Tak kurang dari 20 perusahaan industri
terkait krakatu Poco akan masuk tahun 2014,” ujar Mahendra, Rabu (25/12).
Sayang, Mahendra tidak menjelaskan berapa
nilai investasi dari perusahaan yang akan masuk tersebut. Industri yang akan
masuk tersebut bermacam-macam baik industri yang berada di hilir, maupaun
supliernya. Nah, kedatangan mereka nantinya akan membentuk suatu kumpulan
industri yang saling terkait atau aglomerasi industri baja dalam satu kawasan.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea, Kim Jae Hong ketika meresmikan pabrik baja terpadu Krakatau Posco mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan investasi di Indonesia.
Kim mengatakan, sejak tahun 2011, Korsel telah menjadikan negara-negara di ASEAN menjadi target investasi terbesarnya, termasuk Indonesia.
Bahkan, bukan hanya perusahaan-perusahaan besar asal Korea yang menanamkan investasi di Indonesia. Selain Samsung, LG, Lotte, SK Energy, ada juga perusahaan menengah yang bergerak di bidang industri tekstil dan alas kaki turut berkontribusi pada perkembangan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Sebelumnya, Wakil Menteri Perdagangan, Industri, dan Energi Republik Korea, Kim Jae Hong ketika meresmikan pabrik baja terpadu Krakatau Posco mengatakan, pihaknya ingin meningkatkan investasi di Indonesia.
Kim mengatakan, sejak tahun 2011, Korsel telah menjadikan negara-negara di ASEAN menjadi target investasi terbesarnya, termasuk Indonesia.
Bahkan, bukan hanya perusahaan-perusahaan besar asal Korea yang menanamkan investasi di Indonesia. Selain Samsung, LG, Lotte, SK Energy, ada juga perusahaan menengah yang bergerak di bidang industri tekstil dan alas kaki turut berkontribusi pada perkembangan perekonomian dan penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana
Soelistyaningsih, menilai, keberadaan aglomerasi industri baja akan
meningkatkan nilai tambah industri tersebut. Selain itu, akan mengurangi impor
Indonesia kedepannya. Akibatnya, akan berpengaruh kepada neraca transaksi
berjalan.
“Aglomerasi akan berdampak positif, kecuali kalau di industri konsumsi,” ujar lana.
“Aglomerasi akan berdampak positif, kecuali kalau di industri konsumsi,” ujar lana.
Alasannya, jika investor hanya memasarkan
produknya saja di Indonesia akan merugikan perekonomian, karena impornya tetap
tinggi. Selain itu, dengan membangun industri dari hulu ke hilir akan menyerap
tenaga kerja cukup besar.
Namun, Lana melihat kalaupun pembangunan
industri tersebut dimulai tahun 2014 manfaatnya baru terasa lima tahun
kemudian, atau paling cepat tiga tahun kemudian.
Pasalnya, untuk membangun industri tersebut
tidak mudah, selain harus menyiapkan infrastruktur, pemerintah juga harus
menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)-nya. (Asep Munazat Zatnika)
Analisa :
Seperti dikatakan diatas, negara korea menargetkan
negara-negara ASEAN menjadi targetnya untuk berinvestasi, termasuk di Indonesia
ini. Dan ternyata setelah menanamkannya di negara Indonesia ini negar Korea
mungkin merasa puas dengan berinvestasi di Indonesia sehingga Korea akan terus
melanjutkan investasinya di Indonesia ini.
Dan sepertinya rencana investasi Korea akan membawa keuntungan bagi Indonesia. Salah
satunya adalah penciptaan lapangan kerja baru bagi masyarakat domestik.
Seperti yang diungkapkan oleh Ketua Kadin
Suryo Bambang Sulisto menganggap, Korea Selatan sudah memiliki modal baik
secara finansial maupun secara teknologi. Apalagi dengan segala produk yang
dihasilkan, khususnya produk elektronik juga sudah memiliki pasar di dalam
negeri.
Nah makanya dari itu dari investasi ini tidak
ada masalah apabila kita bekerja sama dengan Korea, karena hal ini akan
menguntungkan kita. Selain bisa menikmati lapangan kerja, pajak nilai tambah
dari produk-produk mereka. Dan keuntungan ini akan terasa lebih besarnya
apalagi setelah BKPM telah mengklaim adanya 20 perusahaan yang akan
berinvestasi di Indonesia ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar