Senin, 30 Desember 2013

TULISAN BAHASA INDONESIA



Penyebab utang luar negeri Indonesia menumpuk hingga Rp 2.983 T
Reporter : Wisnoe Moerti | Rabu, 25 September 2013 06:31

Merdeka.com - Indonesia belum bisa lepas dari jerat utang. Data terbaru Bank Indonesia (BI) menunjukkan, pertumbuhan utang luar negeri Indonesia pada Juli 2013 mencapai 7,3 persen (yoy). Pertumbuhan utang luar negeri ini sedikit mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan pada Juni 2013 sebesar 8 persen (yoy).

Data yang dilansir BI menunjukkan posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Juli 2013 tercatat sebesar USD 259,54 miliar atau setara Rp 2.983 triliun. Utang luar negeri Indonesia banyak didominasi utang jangka panjang yaitu sebanyak 82,3 persen. Sedangkan sisanya merupakan utang jangka pendek.

"Dari sisi komposisi valuta, ULN Indonesia sebagian besar bervaluta USD sebanyak 68,2 persen, sedangkan jenis valuta JPY mencapai 12,5 persen dan sisanya terdiri dari berbagai jenis valuta," jelas Hendy di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (24/9).

BI mendapati pertumbuhan utang luar negeri swasta mengalami perlambatan. Utang swasta pada Juli 2013 tumbuh 9,5 persen (yoy) atau lebih rendah dari pertumbuhan pada Juni 2013 yang mencapai 11 persen (yoy). Pada akhir Juli 2013, tercatat utang luar negeri swasta sebesar USD 133,94 miliar.

Bank Dunia sudah mengingatkan negara berkembang untuk mengurangi utang. Direktur Pelaksana Bank Dunia yang juga mantan menteri keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati mengatakan, penundaan pemangkasan stimulus moneter oleh bank sentral AS harus dijadikan kesempatan bagi negara berkembang untuk melakukan dua hal. Perbaiki ekonomi domestik dan mengurangi jumlah utang luar negerinya.

"Negara yang sangat tergantung dengan aliran modal asing harus memerkuat neraca utangnya dengan mengurangi ketergantungannya pada utang valuta asing yang berjangka pendek," katanya.
Masih dari data BI, total utang pemerintah mencapai USD 133 miliar atau Rp 1.435 triliun. Utang pemerintah memang cenderung mendapat sorotan tajam. Bahkan, pemerintah dituding tidak punya niat untuk mengurangi ketergantungan terhadap utang luar negeri.
Dari penelitian Lembaga swadaya Indonesia Budget Center (IBC), pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ) terlalu tergantung pada pinjaman atau utang. Baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

Postur anggaran negara yang selalu defisit dan ditutupi dari pinjaman, seolah menggambarkan rendahnya komitmen pemerintah mengurangi utang. Padahal, sebetulnya peningkatan pendapatan negara dari sektor pajak dapat mengurangi ketergantungan utang dalam dan luar negeri.

Kritik keras juga datang dari Institut Pengembangan Ekonomi dan Keuangan (Institute for Development of Economics and Finance/INDEF) yang menuding pemerintah doyan menambah utang baru.

Sebenarnya, apa penyebab utang Indonesia, baik swasta maupun pemerintah, menumpuk hingga mencapai Rp 2.983 triliun? merdeka.com mencoba merangkum berbagai analisa mengenai penyebab Indonesia terus menerus mengandalkan utang. Yaitu diantaranya adalah Rajin terbitkan Obligasi, APBN yang selalu defisit, Pendapatan negara rendah, Gaji PNS yang terus naik, dan pembangunan infrastruktur.

Analisa :

Negara Indonesia ini merupakan negara berkembang, yang seharusnya sebagai negara berkembang tidak berani mempunya hutang yang terlalu banyak pada luar negri. Tetapi negara Indonesia ini setiap tahunnya hutang luar negri semakin membesar saja.

Telah dijelaskan sebelumnya pada artikel diatas, kalau penyebab dari besarnya hutang Indonesia terhadap luar negri difaktori oleh beberapa alasan. Yang pertama seperti Indonesia ini sering menerbitkan Obligasi. Negara Indonesia ini sering sekali menerbitkan obligasi dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Hal ini cenderung tidak baik dan seharusnya hal ini harus dikurangi lagi.

Yang kedua tadi adalah APBN yang selalu defisit. Iya, benar negara Indonesia APBN hampir selalu saja defisit karena sebenarnya terlalu banyak pembelanjaan yang digunakan tapi sebenarnya tidak terlalu bermanfaat dan juga tidak tepat sasaran penggunaan APBN ini.

Yang ketiga Pendapatan negara yang rendah tadi memang faktor utama juga dari besarnya hutang dengan negara lain ini. Negara Indonesia sebenarnya akaya akan barang-barang yang dapat di ekspor tetapi pemerintah tidak dapat menyeimbangi nya . seharusya pemerintah dapat bijaksana dalam melakukan hal ini. Misalnya, pada tahun ini rupiah sdng melemah. Sebaiknya dalam hal ini pemerintah menahan banyaknya impor yang masuk. Karena hal ini akan membuat pendapatan semakin rendah.

Yang ke empat gaji PNS yang terus meningkat. Sebenarnya gaji PNS yang terus meningkat ini dapat membuat APBN kita semakin defisit. Karna APBN ini digunakan nantinya untuk dana pensiun para PNS tersebut. sebenarnya apabila APBN terus defisit dalam menaikkan gaji PNS. Sebaiknya gaji PNS ditahan untuk dinaikkan terlebih dahulu. Karenan nantinya hal ini juga akan merugikan negara.

Dan yang terakhir adalah Kebutuhan Proyek Infrastruktur. Dalam hal ini tentu saja menambah hutang luar negri karena setiap pemerintah melakukan pembagunan sarana dan prasarana, pemerintah masih mengandalkan pinjaman luar negri dikarenakan APBN yang tidak memadai dalam hal ini. Sebenarnya dalam hal ini dapat dicegah dengan cara mendorong perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membangun infrastruktur sehingga nantinya pembangunan tidak lagi mengandalkan utang.

Jadi sebenarnya intnya adalah, seharusnya tidak perlu melakukan sesuatu yang tidak dapat menguntungkan negara ini kedepannya dengan mengandalkan pinjaman luar negri karena hal ini akan membuat negara ini semakin jatuh nantinya.

1 komentar:

  1. Kami adalah Organisasi Kristen dibentuk untuk membantu orang yang membutuhkan bantuan, seperti help.So keuangan jika Anda akan melalui kesulitan keuangan atau Anda berada dalam kekacauan keuangan, dan Anda perlu dana untuk memulai bisnis Anda sendiri, atau Anda membutuhkan pinjaman untuk melunasi hutang atau membayar tagihan Anda, memulai bisnis yang baik, atau Anda menemukan kesulitan untuk mendapatkan pinjaman dari bank lokal, hubungi kami melalui email hari ini untuk bantuan tersebut (pinjaman, uang start-up): rebaccamorrisloanfirm @ gmail. com untuk Alkitab mengatakan "" Lukas 11: 10 Setiap orang yang meminta, menerima; dia yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu akan dibukakan "jadi jangan biarkan kesempatan ini berlalu begitu saja karena Yesus adalah sama kemarin, hari ini dan selamanya. Silakan ini hanya untuk orang-orang yang berpikiran serius dan Allah takut di keuangan kesulitan dan ingin menemukan jalan keluar.

    Anda disarankan untuk mengisi dan mengembalikan rincian di bawah ini ..

    Namamu: ______________________

    Alamat Anda:____________________

    Negara: ____________________

    Kerjamu:__________________

    Jumlah Pinjaman Dibutuhkan: ______________

    Pinjaman Durasi: ____________________

    Pendapatan bulanan: __________________

    Nomor telepon:________________

    Apakah Anda mengajukan pinjaman sebelumnya: ________________

    Jika Anda telah membuat pinjaman sebelumnya, di mana Anda diperlakukan dengan jujur? di mana perusahaan tersebut berlokasi? .

    BalasHapus