BI optimistis nilai tukar rupiah 2014 menguat
Minggu, 8
Desember 2013 08:07 WIB | 4932 Views
Bandung (ANTARA News) - Bank Indonesia menyatakan
optimistis nilai tukar rupiah pada tahun depan menguat setelah laju inflasi dan
impor terkendali serta kepastian pengurangan stimulus AS dan Pemilu 2014
berjalan lancar.
"Kami optimistis nilai tukar rupiah akan membaik
tahun depan," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Difi A.
Johansyah dalam pelatihan wartawan ekonomi perbankan di Bandung, mulai Sabtu
(7/12) hingga Minggu.
Ia menyebutkan, jika saat ini nilai rupiah mencapai
sekitar Rp12.000 per dolar AS, itu merupakan hal yang memang selalu terjadi
pada akhir tahun.
"Akhir tahun memang selalu bergejolak dan memang
angka Rp12.000 per dolar AS sudah undervalue," kata Difi.
Ia memperkirakan nilai tukar rupiah akan membaik pada
akhir Semester I atau paling tidak awal Semester II 2014. Pada saat itu nilai
tukar rupiah akan berada di bawah Rp11.000 per dolar AS.
"Menjelang atau setelah pemilu, nilai tukar
rupiah biasanya menguat," katanya.
Ia menyebutkan kinerja ekspor nonmigas juga sudah menunjukkan perbaikan karena perekonomian AS dan China mulai bergerak lagi sehingga impor mereka akan meningkat lagi.
Ia menyebutkan kinerja ekspor nonmigas juga sudah menunjukkan perbaikan karena perekonomian AS dan China mulai bergerak lagi sehingga impor mereka akan meningkat lagi.
Menurut dia, pelemahan nilai tukar rupiah bukan
kiamat. Salah satu penyebab melemahnya nilai tukar rupiah adalah tingginya
impor sehingga permintaan valuta asing meningkat.
"Di negara-negara yang memiliki basis produksi
yang kuat, pelemahan kurs justru memberikan keuntungan kepada produsen dalam
negeri," katanya.
Sementara itu, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Solikin M. Juhro mengatakan bahwa BI telah menempuh sejumlah kebijakan terkait dengan nilai tukar rupiah, baik kebijakan moneter, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, maupun kebijakan makroprudensial.
Kebijakan moneter meliputi kebijakan menaikkan suku bunga hingga 175 basis poin sebagai respons atas kenaikan ekspektasi inflasi dan mendorong aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar.
Sementara itu, Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Solikin M. Juhro mengatakan bahwa BI telah menempuh sejumlah kebijakan terkait dengan nilai tukar rupiah, baik kebijakan moneter, kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah, maupun kebijakan makroprudensial.
Kebijakan moneter meliputi kebijakan menaikkan suku bunga hingga 175 basis poin sebagai respons atas kenaikan ekspektasi inflasi dan mendorong aliran masuk modal asing dan stabilitas nilai tukar.
Editor: Unggul Tri Ratomo
Analisa :
BI sebagai world bank dan mengatur lajunya
mata uang negara Indonesia ini dalam hal nilai rupiah juga sangat berperan
penting. BI juga mengawasi nilai tukar rupiah yang terjadi. Di tahun 2013 ini nilai
tukar rupiah melemah sekali hingga mencapai 12.000. hal ini sangat merugikan
dan juga menyebabkan inflasi melonjak.
Tetapi dengn optimisnya BI di tahun 2014
mendatang bahwa nilai tukar rupiah akan menguat kembali semoga bukan hanya
ucapan belakang saja tapi agar bisa dibuktikan dengan tindakan-tindakan yang
membuat nilai tukar rupiah menguat lagi. Karena apabila nilai tukar rupiah di
tahun mendatang akan melemah juga maka kerugian yang didapat juga akan semakin
banyak.
Misalnya seperti komoditi impor, otomatis
kalau nilai tukar rupiah melemah maka harga impor bagi konsumen disini juga
akan mahal, hal ini juga akan menyebabkan melonjaknya inflasi lagi.
Sehingga demikian sebaiknya impor valuta
asing jangan terlalu tinggi dulu sehingga inflasi yang terjadi tidak terlalu
tinggi sampai nanti nilai tukar rupiah kembali stabil lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar