Bank Dunia: target pengurangan
kemiskinan tidak tercapai
Senin, 16 Desember 2013 22:30 WIB | 4151 Views
Jakarta
(ANTARA News) - Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia Ndiame Diop
memperkirakan target pengurangan angka kemiskinan pada 2014 sebesar 8-10 persen
tidak akan tercapai karena adanya perlambatan pertumbuhan ekonomi.
"Menuju
2014, lebih tingginya harga-harga dan lambatnya pertumbuhan ekonomi akan
menambah tantangan pengentasan masyarakat dari kemiskinan," katanya dalam
pemaparan di Jakarta, Senin.
Ndiame
menjelaskan model kemiskinan Bank Dunia
memproyeksikan bahwa tingkat kemiskinan pada bulan Maret 2014 hanya
mencapai 11-11,1 persen yang mengindikasikan perlambatan laju pengentasan
masyarakat dari kemiskinan sedang berlangsung.
"Situasi
ini menunjukkan bahwa sasaran tingkat kemiskinan Pemerintah pada tahun 2014
tampaknya tidak akan tercapai," katanya.
Untuk itu,
Ndiame mengingatkan pentingnya upaya kemajuan dalam pengurangan angka
kemiskinan, yaitu dengan melakukan realokasi belanja subsidi untuk mendukung
penguatan program perlindungan sosial Indonesia.
"Perluasan
program bantuan sosial jangka panjang pada triwulan ketiga 2013 mendapat
sambutan baik. Namun, belanja bantuan sosial hanya 0,5 persen dari PDB, atau
tetap rendah berdasarkan standar global," katanya.
Saat ini, kata dia, dibutuhkan komitmen dari Pemerintah terhadap peningkatan bantuan sosial dan efektivitas pelaksanaan program untuk membantu mempercepat angka kemiskinan yang hingga Maret 2013 tercatat 11,4 persen.
Saat ini, kata dia, dibutuhkan komitmen dari Pemerintah terhadap peningkatan bantuan sosial dan efektivitas pelaksanaan program untuk membantu mempercepat angka kemiskinan yang hingga Maret 2013 tercatat 11,4 persen.
Ndiame
mengemukakan bahwa realokasi belanja subsidi, terutama untuk BBM, menjadi
penting karena menjadi sumber utama risiko fiskal dan mengurangi kemampuan kurs
tukar valuta asing yang fleksibel dalam meredam gejolak.
"Pemerintah
dapat mulai mengalihkan belanja dari penggunaan yang lebih efisien untuk
peningkatan investasi publik yang sangat dibutuhkan. Namun, kenaikan harga BBM
bukan merupakan pilihan yang dapat diterima menjelang pemilihan umum,"
katanya.
Ia
mengharapkan Pemerintah segera melakukan reformasi dalam pemakaian BBM dan
belanja subsidi agar memiliki dana memadai untuk memperbaiki jaring pengaman
sosial bagi kelompok miskin dan rentan miskin.
"Reformasi
tersebut, termasuk yang tidak berdampak pada harga, dengan melakukan pendekatan
berdasarkan aturan dalam menentukan harga BBM bersubsidi agar secara bertahap
dapat membatasi eksposur fiskal terhadap harga BBM dalam rupiah," kata
Ndiame.
#sumber : http://www.antaranews.com/berita/409827/bank-dunia-target-pengurangan-kemiskinan-tidak-tercapai
Analisa :
Kemiskinan di negara Indonesia sudah sangat
besar presentasenya, sudah banyak kebijakan-kebijakan pemerintah untuk
menanggulangi kemiskinan di negara ini, tetapi sampai sekarang belum ada hasil
yang memuaskan.
Kemiskinan juga merupakan suatu kontks yang
benar-benar harus ditanggulangi secara serius. Karena nilai taraf kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat dari suatu negara dapat memajukan negara tersebut.
Sama halnya seperti artikel diatas adanya
suatu target untuk mengurangi kemiskinan yang diamati oleh Bank World belum
bisa tercapai. Hal ini dikarenakan lambatnya pertumbuhan ekonomi dan semakin
mahalnya harga-harga pasar.
Seharusnya dalam situasi seperti ini,
pemerintah bisa membuka sebuah lapangan pekerjaan baru untuk menguarangi angka
pengangguran agar dapat mengurangi prosentase kemiskinan juga.
Dan karena pada artikel diatas BI telah
mengatakan bahwa target pemerintah untuk menanggulangi dan mengurangi angka
kemiskinan tidak dapat tercapai, hal ini seharusnya apat membangkitkan
pemerintah dan menyiapkan strategi-strategi baru untuk mengurangi angak
kemiskinan tersebut agar di tahun mendatang tingkat prosentase kemiskinan di
negara kita bisa berkurang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar